Wednesday, April 23, 2008

Utara atau Selatan?

Komentar seorang teman saya yang tidak dibesarkan dalam budaya Jawa. Kenapa orang Jawa selalu menggunakan arah mata angin sebagai penunjuk arah. "Jalan saja ke Utara kurang lebih 200 m, lalu belok ke Barat..." Kenapa tidak menyederhanakan masalah dengan menggunakan kanan dan kiri sebagai referensi?

Entahlah, saya juga tidak tahu sebabnya. Yang saya tahu, saya juga tertempel kebiasaan serupa. Bahkan LCD display di dashboard mobil saya di Indonesia (dulu), selalu saya setel sebagai kompas digital. Supaya saya selalu 'sadar-arah' dan tidak bingung.

Atau mungkin karena di kampung halaman, saya selalu dikelilingi oleh fenomena2 alam yang bisa dijadikan patokan arah. Kalau saya di Jogja, ada G. Merapi yang selalu berada di Utara saya. Kalau di Temanggung, G. Sumbing tidak pernah bergeser dari arah Selatan saya. Kalau saya di kampung mertua, ada juga sebuah gunung (entah gunung apa itu) di arah selatan kampung.

Tadi siang, ada orang ORBIT (salah satu TV channel provider di Kuwait) menelepon untuk menanyakan letak gedung tempat saya tinggal. Mereka datang karena keluhan kami ttg buruknya signal yang tertangkap receiver kami dalam 3 hari terakhir ini. Saya tergagap-gagap demi mendengar pertanyaannya. Maklumlah, yang selama ini jadi jubir penunjuk arah untuk para pengunjung adalah hubby. Tapi untung, saya menyimpan secarik kertas berisi alamat tempat tinggal kami, in case saya tersesat dan harus melapor ke kantor polisi (he he he...). Jadi, saya bacakan saja alamat itu kepada si penelepon.

Tapi rupanya, alamat surat tidak terlalu mudah untuk dilacak keberadaannya secara fisik. Padahal menurut saya, tata kota di Kuwait ini jauh lebih bagus dibandingkan dengan kampung halaman saya, yang jumlah rumah dengan nomer 351 bisa sampai 4 bijih !

Jadi, si penelepon masih mengejar saya dengan pertanyaan: "Where to be precisely is building no 123 ?"

Walah....

Terpaksa deh, saya kerahkan seluruh ingatan ttg landmark dekat2 rumah yang biasa kami lalui ketika pulang dari atau berangkat ke suatu tempat. Dan diujung pembicaraan telepon tersebut, saya ingat mengatakan sebagai berikut:

"...after Indian Store, you turn left and will see a fish store. From the fish store, go east until you find NTBC building. My building is southward this NTBC building..."

Penelepon saya terdiam beberapa jenak. Dan itu membuat saya sadar, kalau penelepon saya bingung dengan cara saya menunjukkan tempat dengan melibatkan arah utara, selatan dan teman-temannya.

Akhirnya si penelepon dengan nada agak putus asa menyarankan saya untuk melongok ke jendela, siapa tahu saya bisa melihat posisi mereka...

He he he... ya maaf lah, Bapak... Kebiasaan dari kampung memang sulit untuk dihilangkan.

No comments: