Tuesday, June 14, 2016

Konsisten

Kapan hari itu, saya makan siang agak sore di warung lotek Bu Bagyo Sagan.
Ini warung lotek yang terkenal dengan keenakan dan kemurahan harganya di Jogja. Oleh sebab itu, pemilihan waktu makan di warung ini sangat penting. Terutama untuk menjaga hati dan perut supaya tidak terlalu pedih menunggu pesanan yang agak lambat tiba di meja kita.
Saat yang paling tepat untuk makan disini adalah selewat waktu makan siang khalayak ramai.

Buat saya, warung lotek Bu Bagyo Sagan ini menduduki peringkat kedua sebagai warung lotek yang saya rekomendasikan untuk didatangi...
Posisi kedua setelah warung lotek Bu Bagyo Kolombo.
Kenapa peringkat kedua?
Rasa lotek di kedua warung itu kurang lebih sama. Harga seporsi lotek plus teh panas tawar juga kurang lebih sama.
Yang menjadi nilai minus warung di Sagan ini adalah kasir yang nyebelin dan pelayan yang sering salah bikin pesanan (yang sudah jelas tertulis di secarik kertas pesanan).

Tapi, sudahlah....
Yang paling penting bagi saya, ketika lapar menyerang, mata berkunang-kunang, pikiran macet untuk diajak beride.... segeralah menuju ke warung makan terdekat!

Sambil menikmati lotek pesanan khusus (dobel bakwan, pake telur rebus, tambah potongan tahu bacem), saya mengamati sekeliling.
Sengaja saya duduk dekat kasir, karena kepengin memantau gerak gerik bu kasir...
Hihihi....
Saya penasaran aja. Kenapa sih, bu kasir ini begitu galak dan nyolot kepada kebanyakan pembeli?
Toh kami selalu membayar tanpa kurang barang yang kami pesan.
Lagipula, gimana bisa kami bayar kurang? Lha wong pesanan dibuat setelah pembayaran selesai dilakukan.

Setengah piring berlalu, ketika seorang wanita bule (20 thn-an) datang.
Dia menuju ke tempat bu kasir untuk menuliskan makanan pesanannya dan membayar.
Saya sudah bersiap-siap dengan prasangka bahwa si ibu kasir akan memperlakukan mbak bule ini dengan lebih ramah daripada memperlakukan kami para pembeli pribumi.

Eh...
Ternyata saya salah!
Bu kasir ternyata tetap konsisten dengan kejudesannya kepada pembeli.
:D :D :D

Maafkan saya, Bu Kasir.
Saya hapus label rasis yang hampir saja saya sematkan pada anda.
Ternyata sifat judes anda tidak lekang dan pudar oleh siapapun yang anda hadapi.