Thursday, September 4, 2008

When my son proposed a girl....

Punya anak ternyata berarti juga mendapat kejutan-kejutan baru seumur hidup. Ketika anak-anak masih bayi dulu, kejutan yang didapat adalah melihat keajaiban manusia kecil melakukan sesuatu yang lucu. Bertambah hari, bertambah kebisaan dan kelucuannya.

Ketika anak-anak sudah seumur sekarang, saya masih juga sering terkejut-kejut dengan berkembangnya pola pikir dan reaksi mereka pada suatu kejadian. Kadang-kadang, bagi saya, tingkah laku mereka unpredictable.Yang memberi saya pengetahuan bahwa mereka adalah sesosok manusia yang punya pola pikir sendiri dan bahwa saya tidak selalu mengenal mereka seperti yang saya kira (walaupun sebagai ibunya, saya adalah manusia yang paling dekat berelasi dengan mereka).

Nah, ide postingan kali ini adalah kejutan (sekali lagi) dari anak sulung saya, Daffa, aka Abang. Sudah beberapa hari ini dia berbicara ttg menikah. Mulai dari "Mama menikah sama Papa sebelum ada Abang, ya?". Ya iya lah, nak..... sampai ke "Kalau laki-laki itu harus menikah dengan perempuan ya, Ma? Kok bisa begitu, kenapa?"

Kemudian, dua hari yang lalu, usai membaca cerita dan lampu sudah dimatikan menjelang tidur malam hari, tiba-tiba Abang mengatakan sesuatu dengan nada serius dan berkesan agak malu.

"Ma, tadi pagi Abang membisiki Echita begini: Echita, kamu mau nggak menikah sama aku?"

???

Untuk sesaat saya tidak tahu harus berkomentar apa. Saya tahu, kalau saya tertawa atau meremehkan pertanyaannya, dia akan berhenti bercerita kepada saya perihal pikiran2nya ataupun ide2nya. Tapi saya juga bingung, komentar paling tepat yang bagaimana yang harus saya lontarkan untuk menanggapi ceritanya. FYI, Echita ini adalah teman sekelas Abang di Sunsmile.

Jadi, sambil memikirkan respon yang tepat supaya si Abang tidak tersinggung, saya balik bertanya:

"Trus, Echita bilang apa?"

"Dia bilang : Daffa ini lucu banget..."

Hmmm....

Setelah agak terdiam beberapa menit, saya bilang pada Abang:

"Bang, sebenarnya mama lebih senang kalau Abang ini menikah ketika sudah besar loh. Soalnya, kalau Abang menikah sekarang atau dalam waktu dekat ini, Mama jadi sedih karena Mama jadi gak bisa peluk-peluk Abang lagi. Trus kalau Mama kangen sama Abang gimana dong? Nanti Mama nangis..."

"Jangan sedih dong, Ma... Iya deh, Abang janji, menikahnya kalau Abang sudah besar aja. Tapi, biarpun sudah menikah, Abang masih boleh tidur dikelonin Mama kan?"

Ha ha ha, lha wong sudah menikah kok masih mau dikelonin simboknya loh....

No comments: