Thursday, August 28, 2008

Jogja yang sakit hati

Berikut cuplikan dari Kompas.com edisi Kamis 21 Agustus 2008 :

Yogya KLB Hepatitis A

YOGYAKARTA - Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta mencatat, sebanyak 683 orang positif mengidap hepatitis A sepanjang Januari-Agustus 2008. Hal itu diketahui dari hasil tes darah. Biasanya jumlah kasus positif hepatitis A di DIY hanya sekitar 15 orang per tahun. Kasus itu mulai merebak akhir April 2008.

Jumlah pasien hepatitis A yang terdiagnosis di rumah sakit jauh lebih besar. Rumah Sakit Panti Rapih, Yogyakarta, misalnya, telah melayani 980 pasien hepatitis A yang rawat jalan dan rawat inap sepanjang Januari-Agustus.

Berdasarkan catatan Dinkes Provinsi DIY, hepatitis A mulai merebak pada akhir April. Jumlah penderita pada bulan itu 16 orang. Biasanya jumlah penderita tak lebih dari lima orang per bulan. Lonjakan tajam penderita hepatitis A terjadi pada Mei dengan jumlah 61 orang.

Hepatitis A adalah penyakit hati yang disebabkan virus hepatitis A. Penyakit ini menyebar lewat makanan atau air minum yang tercemar tinja penderita. Gejalanya berupa rasa letih, tidak nafsu makan, demam, dan muntah. Selain itu, urine berwarna gelap, kulit, dan mata menguning.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes DIY Sarminto mengatakan, kejadian ini sudah masuk kategori kejadian luar biasa (KLB). ”Akhir Juni kami mengadakan rapat dengan pihak terkait. Keputusannya, hal ini harus ditangani sebagai KLB,” katanya, Rabu (20/8) di Yogyakarta.

Dari hasil penyelidikan kasus per kasus diketahui, persentase kasus terbesar, 65,5 persen, terdapat di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, yang banyak dihuni mahasiswa.

Sebanyak 45 persen penderita adalah mahasiswa dengan faktor risiko kebiasaan makan di luar rumah. ”Ada dugaan virus menyebar dari pedagang makanan yang kurang menjaga kebersihan,” kata Sarminto.

Salah satu penderita, Dwi Nugroho, mahasiswa Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, sempat dirawat selama empat hari di rumah sakit. ”Awalnya mual lalu demam. Mata dan kuku jadi kuning,” ujarnya. Saat ini, seorang teman Dwi masih dirawat di rumah sakit.

Akhir Mei lalu, Diya Eka, mahasiswa Fakultas Teknik UGM, juga dirawat selama satu minggu karena hepatitis A. Setidaknya tiga teman Diya juga dirawat di rumah sakit karena penyakit itu.

Jumlah kasus hepatitis A tahun ini terbesar di Provinsi DIY dalam kurun enam tahun terakhir. Tahun 2002 pernah terjadi KLB hepatitis A di Kabupaten Kulon Progo. Jumlah penderita sekitar 200 orang.

Untuk mencegah meluasnya penyakit ini, Dinkes DIY antara lain melakukan penyuluhan sanitasi kepada pedagang makanan dan menguji kualitas air 40 sumber air, termasuk es yang digunakan pedagang makanan.

Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof Ali Ghufron Mukti mengatakan, untuk meningkatkan kewaspadaan mahasiswa, pusat lembaga kesehatan UGM, GMC Health Center, mencetak brosur informasi tentang penyakit ini dan pencegahannya. Sejauh ini, jumlah mahasiswa UGM yang dirawat di GMC karena hepatitis A sekitar 200 orang. (Kompas)

Dan ke(tidak)betulan, saya tinggal di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman...

No comments: