Tuesday, October 21, 2014

e-card, e-payment, e-alaaahhh.... kebablasan!

Jaman saya pernah tinggal di negeri antah berantah, tahun 2000 dulu, saya sempat terbengong dan terkagum melihat kebiasaan orang di supermarket membayar dengan 'uang plastik'.

Dalam pemahaman saya waktu itu, uang plastik itu ya kartu kredit. Ndak tau dan ndak paham kalau ada kartu bayar lain yang bukan kartu kredit.
Sempat agak minder pada orang2 itu, karena saya dan seorang teman Asia yang lain, 'trimo' membayar dengan uang tunai.
Terkadang, untuk sedikit menghibur diri sendiri, saya berpikir: "Kan jelas dengan begini, kalau kami beneran punya uang, sementara orang2 itu kan pake kartu ngutang"

Kemudian, setelah bekerja dan mengenal beberapa alat pembayaran selain uang tunai, saya mulai membiasakan diri untuk mengurangi menenteng2 uang tunai.
Selain rasanya tidak aman, juga "tidak setil"... nggak keren....

Beberapa bulan yang lalu saya menyadari bahwa kebiasaan itu membuat saya sering 'kebablasan' tidak punya uang sama sekali di dompet maupun di tas.

Pernah suatu ketika, saya dan anak2 makan di sebuah restoran di pinggir Jl Urip Sumoharjo.
FYI, Jln Urip Sumoharjo ini termasuk kategori jalan utama di Jogja.
Nah, setelah pesanan datang ke meja, kami pun mulai makan. Tengah2 kami makan sambil ngobrol, tiba2... deg!! saya teringat kalau tidak punya uang tunai di dalam dompet.
Ada uang Rp 2000 yang hanya cukup untuk ongkos parkir.

Mulailah saya merasa was was dan tidak begitu menikmati makanan. Walaupun berkali2 juga saya menghibur diri: "Ah, masa sih... restoran di pinggir jalan besar begini tidak punya mesin untuk kartu kredit/debet?"

Dan ternyataaa.... restoran itu memang benar2 tidak punya mesin untuk kartu kredit/debet!!


Hal 'kebablasan' lain yang sekarang sering terjadi pada saya adalah: tidak punya pulsa telefon.

Saking banyaknya kontak yang menggunakan layanan messenger gratisan, akhirnya saya terbiasa menggunakan itu untuk sarana komunikasi yang utama.

Jadi, kebiasaan saya hanya mengisi sejumlah uang/pulsa di awal bulan yang hanya cukup untuk membeli paket internet selama bulan itu.

Nah, ketika ada saat saya harus membalas sms atau menelepon balik relasi saya... terpaksa harus tanya kanan kiri sambil pasang tampang memelas, berharap ada yang membolehkan saya membeli pulsa mereka.

No comments: