first posted on Feb 16, '10 1:25 PM
Hari kemarin adalah hari yang super duper sibuk buat saya. Mulai dari pagi hari semenjak keluar dari pintu rumah untuk mengantar anak-anak sekolah, sampai sore hari saya harus menjemput anak-anak dari kegiatan sore. Saking sibuknya, saya sampai terlupa bahwa hari itu seharusnya saya mengisi bahan bakar kendaraan.
Saya memang tipe orang yang agak 'ceroboh' dan tidak terlalu teliti dalam hal-hal beginian. Terkadang, dengan indikator bahan bakar yang sudah agak mepet di huruf "E" pun saya masih suka mikir : 'ah, lampu indikatornya belum nyala ini....'
FYI, saya biasanya hanya mengisi bahan bakar seminggu sekali, karena malas antri di SPBU.
Jam 16-an, pas habis menjemput anak-anak dari kegiatan sore, kami menuju ke tempat parkir. Sebenarnya saya agak enggan pulang jam2 segitu, karena lalu lintas yang semrawut dan kondisi Jogja sekarang yang sering macet dimana-mana. Ditambah lagi, jam2 segitu masih ada beberapa ibu yang masih menunggu anaknya selesai berkegiatan. Jadi masih bisa mengobrol barang 20-30 mnt lagi... (he he he... lumayan dapat kabar berita dari beberapa bagian kota...). Tapi berhubung para kawula alit anggota pasukan Ndalem Kemuchtaran ini sudah pada iyik minta pulang dari tadi (karena di tivi bakal ada filem kartun yang sudah ditunggu2 launchingnya semenjak beberapa minggu yll), terpaksa saya bersiap untuk pulang juga.
Ketika mesin dihidupkan, yang nampak pertama adalah lampu indikator BBM yang sudah menyala. Weitss.... saya langsung kaget dan was-was. Menghitung jarak antara posisi kami saat itu dg SPBU terdekat beserta segala kemacetan yang bakal kami alami. Eh, lha kok tiba-tiba saya tersadar juga bahwa saya tidak membawa uang tunai. Sementara di Jogja belum lazim belanja bahan bakar dibayar dengan menggunakan kartu plastik. Jadi, jarak antara posisi saya saat itu dg SPBU harus ditambah juga dengan jarak mencari ATM (plus ekstra macetnya juga !).
Wis lah, dengan bismillah saya berangkat juga menuju ke lokasi ATM. Sebelumnya saya jelaskan kondisi kami kepada anak-anak. Bahwa ada beberapa kenyamanan berkendaraan yang harus dikorbankan karena kritisnya BBM yg masih tersisa. Si Abang, yang memang sudah sifatnya untuk mengkhawatirkan segala sesuatu, menawarkan solusi ini itu.... "telefon Om Oki aja, Ma. Minta tolong untuk belikan kita bahan bakar".... "Ke SPBU __ aja, Ma. Jalan kesana nggak macet"... "Nanti kita bertiga bisa kuat mendorong sampe ke SPBU nggak ya, Ma... kalau fuelnya gak sampai ke sana".... sampai ke solusi terakhir yang dia sarankan ... "Yuk kita berdoa saja, biar sama Allah dikasih ekstra fuel..."
Langsung deh, dia dengan doa hasil susunannya sendiri meminta kepada Allah supaya kami semua dilindungi dari kemungkinan mendorong mobil sampai ke SPBU....
Saya dalam hati terharu dan tersenyum melihat solusi yang begitu pasrah dan ikhlas yang disodorkan oleh anak saya yang baru beberapa bulan lalu genap berumur 6 thn.
Lain halnya dg Nino....
Begitu abangnya memberi contoh untuk berdoa, dia langsung menadahkan tangannya dan mulai membaca Bismillah..... yang kemudian dilanjutkan dg doa : Allahumma bariklanaa fimaa razaktanaa wa qinaa adzaa bannar.... (bagi yang tidak tahu, itu adalah doa sebelum makan...).
Mendengar doa yang 'salah waktu' itu, spontan saya hampir tertawa. Untung saya masih bisa menahan diri...
Ketika saya lirik (kebetulan dia duduk di kursi depan), saya lihat dia begitu serius dan bersungguh-sungguh dalam berdoa....
Masyaallah.... biarpun hati saya dipenuhi kekhawatiran harus mendorong mobil sampai ke SPBU terdekat, tapi hati saya sungguh bahagia... Terucap sebuah doa kecil di hati saya, semoga mereka bisa menjadi umat Allah SWT yang selalu punya kepasrahan dan keikhlasan seindah ini sepanjang hidup mereka....
note: ketika mendengar doa Nino yang 'salah waktu' tsb, saya teringat renungan Anthony de Mello di Doa Sang Katak yang kurang lebih seperti ini : ketika saya lupa pada kalimat doa yang harus saya ucapkan, biarkanlah saya mengucapkan a-b-c-dst sebagai pengganti doa saya... Saya percaya, Tuhan mengetahui semua doa dan akan bisa menyusunnya untuk saya karena Dia bisa mengingat semua doa yang tidak bisa saya ingat.....
Hari kemarin adalah hari yang super duper sibuk buat saya. Mulai dari pagi hari semenjak keluar dari pintu rumah untuk mengantar anak-anak sekolah, sampai sore hari saya harus menjemput anak-anak dari kegiatan sore. Saking sibuknya, saya sampai terlupa bahwa hari itu seharusnya saya mengisi bahan bakar kendaraan.
Saya memang tipe orang yang agak 'ceroboh' dan tidak terlalu teliti dalam hal-hal beginian. Terkadang, dengan indikator bahan bakar yang sudah agak mepet di huruf "E" pun saya masih suka mikir : 'ah, lampu indikatornya belum nyala ini....'
FYI, saya biasanya hanya mengisi bahan bakar seminggu sekali, karena malas antri di SPBU.
Jam 16-an, pas habis menjemput anak-anak dari kegiatan sore, kami menuju ke tempat parkir. Sebenarnya saya agak enggan pulang jam2 segitu, karena lalu lintas yang semrawut dan kondisi Jogja sekarang yang sering macet dimana-mana. Ditambah lagi, jam2 segitu masih ada beberapa ibu yang masih menunggu anaknya selesai berkegiatan. Jadi masih bisa mengobrol barang 20-30 mnt lagi... (he he he... lumayan dapat kabar berita dari beberapa bagian kota...). Tapi berhubung para kawula alit anggota pasukan Ndalem Kemuchtaran ini sudah pada iyik minta pulang dari tadi (karena di tivi bakal ada filem kartun yang sudah ditunggu2 launchingnya semenjak beberapa minggu yll), terpaksa saya bersiap untuk pulang juga.
Ketika mesin dihidupkan, yang nampak pertama adalah lampu indikator BBM yang sudah menyala. Weitss.... saya langsung kaget dan was-was. Menghitung jarak antara posisi kami saat itu dg SPBU terdekat beserta segala kemacetan yang bakal kami alami. Eh, lha kok tiba-tiba saya tersadar juga bahwa saya tidak membawa uang tunai. Sementara di Jogja belum lazim belanja bahan bakar dibayar dengan menggunakan kartu plastik. Jadi, jarak antara posisi saya saat itu dg SPBU harus ditambah juga dengan jarak mencari ATM (plus ekstra macetnya juga !).
Wis lah, dengan bismillah saya berangkat juga menuju ke lokasi ATM. Sebelumnya saya jelaskan kondisi kami kepada anak-anak. Bahwa ada beberapa kenyamanan berkendaraan yang harus dikorbankan karena kritisnya BBM yg masih tersisa. Si Abang, yang memang sudah sifatnya untuk mengkhawatirkan segala sesuatu, menawarkan solusi ini itu.... "telefon Om Oki aja, Ma. Minta tolong untuk belikan kita bahan bakar".... "Ke SPBU __ aja, Ma. Jalan kesana nggak macet"... "Nanti kita bertiga bisa kuat mendorong sampe ke SPBU nggak ya, Ma... kalau fuelnya gak sampai ke sana".... sampai ke solusi terakhir yang dia sarankan ... "Yuk kita berdoa saja, biar sama Allah dikasih ekstra fuel..."
Langsung deh, dia dengan doa hasil susunannya sendiri meminta kepada Allah supaya kami semua dilindungi dari kemungkinan mendorong mobil sampai ke SPBU....
Saya dalam hati terharu dan tersenyum melihat solusi yang begitu pasrah dan ikhlas yang disodorkan oleh anak saya yang baru beberapa bulan lalu genap berumur 6 thn.
Lain halnya dg Nino....
Begitu abangnya memberi contoh untuk berdoa, dia langsung menadahkan tangannya dan mulai membaca Bismillah..... yang kemudian dilanjutkan dg doa : Allahumma bariklanaa fimaa razaktanaa wa qinaa adzaa bannar.... (bagi yang tidak tahu, itu adalah doa sebelum makan...).
Mendengar doa yang 'salah waktu' itu, spontan saya hampir tertawa. Untung saya masih bisa menahan diri...
Ketika saya lirik (kebetulan dia duduk di kursi depan), saya lihat dia begitu serius dan bersungguh-sungguh dalam berdoa....
Masyaallah.... biarpun hati saya dipenuhi kekhawatiran harus mendorong mobil sampai ke SPBU terdekat, tapi hati saya sungguh bahagia... Terucap sebuah doa kecil di hati saya, semoga mereka bisa menjadi umat Allah SWT yang selalu punya kepasrahan dan keikhlasan seindah ini sepanjang hidup mereka....
note: ketika mendengar doa Nino yang 'salah waktu' tsb, saya teringat renungan Anthony de Mello di Doa Sang Katak yang kurang lebih seperti ini : ketika saya lupa pada kalimat doa yang harus saya ucapkan, biarkanlah saya mengucapkan a-b-c-dst sebagai pengganti doa saya... Saya percaya, Tuhan mengetahui semua doa dan akan bisa menyusunnya untuk saya karena Dia bisa mengingat semua doa yang tidak bisa saya ingat.....
No comments:
Post a Comment