Seminggu setelah acara pernikahan di Balikpapan, kami sekeluarga berniat mengadakan syukuran sederhana di rumah Temanggung. Paling tidak, untuk mensosialisasikan kepada tetangga dan petinggi se-RT bahwa adik saya dan (eks) pacarnya sudah resmi menikah. Jadi, kalau suatu ketika nanti bermalam di rumah Temanggung, tidak digrebeg hansip...
Kloter pertama dari Taman Cemara yang terdiri dari Mbah Kung, Mbah Ti, Abang, Nino dan saya, direncanakan untuk berangkat hari Jumat tepat sesudah Mbah Kung pulang dari masjid untuk bersembahyang Jumat. Jadi, semenjak hari Kamis sore, saya dan Mbah Ti sudah sibuk mempersiapkan segala logistik yang mungkin dibutuhkan untuk tinggal di Temanggung sampai akhir minggu tersebut.
Hari Jumat siang, sekitar jam 11:30-an, ada telpun dari Sunsmile yang meminta saya supaya menjemput Abang lebih cepat karena agak sedikit demam. Haduh.... padahal kita sudah siap2 untuk berangkat. Sampai di Sunsmile, saya disambut dengan wajah sayu Abang yang sedang dikelilingi oleh guru2 dan teman2nya. Wehhh... kok kelihatan parah ekspresi si Abang.
Saya pegang dahinya, hmm... sebetulnya sih tidak demam-demam amat. Dengan termometer pinjaman, saya ukur suhu badan si Abang, 37.8degC. Nah, kan... Di rumahpun, kalau panas 'cuman' segitu juga belum saya kasih obat turun panas. Saya jadi berpraduga nih, ekspresi memelas yang dipasang itu sebenarnya efek karena dikerubutin teman2 dan guru2nya. Biar kelihatan dramatis gitu kali ya... (hush ! anak sakit kok malah su'udzon loh...)
Singkat cerita, demam Daffa aka. Abang tidak berkelanjutan sampai sore hari. Saya agak optimis, kami bisa berangkat besok hari Sabtu.
Alhamdulillah, jadi juga kami berangkat keesokan paginya. Berangkat dari Jogja pagi agak siang, dan sampai di Temanggung menjelang makan siang. Rumah masih sepi karena kami memang rombongan pertama yang tiba disana. Semakin sore, rumah semakin ramai oleh tetamu yang antara lain mertua dan saudara2 baru adik saya.
...trus, saya jadi bingung. Kok ceritanya melantur kemana-mana bgini ya. Tapi kalau saya delete, sayang juga. Biar jelek dan dengan pemilihan kata yang tidak bagus bgini, sudah sesorean saya menulis sambil mengerutkan kening untuk berpikir...
...jadi, mendingan (to be continued) aja ya....
No comments:
Post a Comment