Sunday, August 19, 2007

Happy Anniversary, Republik Indonésia !

Semalam di kampung kami, atau lebih tepatnya di kompleks perumahan yang kami tinggali, diadakan acara peringatan kemerdekaan Indonesia.Dan seperti lazimnya peringatan yang diadakan di kampung2 lain, panggung hiburan lengkap dg atraksi2 pertunjukan dari warga untuk warga tidak ketinggalan menyemarakkan hari ulang tahun RI yang ke 62. Dan seperti lazimnya banyak kegiatan yang diadakan di Taman Cemara, semuanya terasa berlebih-lebihan dan tidak terasa pas untuk saya. Lha bayangkan saja, malam peringatan 17-an yang cuman selevel satu RW, disponsori oleh Indosat dan Astro. Untuk makan malam bersama para warga, sengaja dibooking salah satu restoran etnik di Jogja yang menyediakan menu sepinggan, dg harga per porsi yang tidak bisa dibilang murah...!!

Entah kenapa saya merasa tidak 'well-blended' dengan lingkungan disini. Buanyak deh hal-hal kecil yang tidak sreg di hati. Saya masih ingat, pertama kali ikut pengajian bulanan di kompleks. Melalui jaringan komunikasi para pembantu (kekekek...) saya janjian mo nyamperin Bu Amir, tetangga berjarak 3 rumah. Waktu itu saya berdandan biasa-biasa saja, lha wong mau ke pengajian itu kan yang penting rapi, bersih dan tertutup aurat kita. Sesampai di rumah Bu Amir, saya sempat terperangah. Halah... si ibu yang emang dasarnya modis dan kinclong itu bener2 berbusana selayaknya orang mo pergi kondangan. Lengkap dengan dengan tas centil dan sepatu hak tinggi yang berbunyi cethok...! cethok..!

Saya langsung melirik kaki saya yang cuman pake sandal buat jalan2 keliling kompleks. Tas tangan? Halah... wong dasarnya saya ini ndak suka pake tas centil, jadi cuman bawa dompet yang tak selipin di kantong pantat celana... Jadi, bisa dibayangkan lah, betapa kontrasnya penampilan kami waktu itu... Tapi saya pe-de aja, berangkat ke pengajian dg dandanan a la saya itu. Saya pikir, ini pasti karena si ibu tetangga saya itu emang tipe modis, jadi pasti ndak nyaman lah kalo keluar rumah ndak pake berdandan kinclong gitu.

Sesampainya saya di tempat mengaji, hwarakadah.....!! terpesonalah saya melihat warna warni dan kemilau ibu-ibu peserta pengajian. Ternyata....., Bu Amir di sebelah saya itu adalah sample yang mewakili penampilan ibu-ibu Taman Cemara in general. Dan tiba-tiba saja, saya merasa, Bu Amir-Bu Amir tersebut memandang saya dg sebelah mata, seakan saya bukan sepadan mereka.... Well, semoga itu cuman perasaan saya. kan emang yang namanya perempuan itu suka berperasaan yang aneh-aneh...

Waktu saya cerita sama hubby, dia cuman senyum aja. Dia bilang: Welcome to the neighbourhood...!!

Kembali ke masalah panggung hiburan tadi, saya sih seneng aja dg keberadaan malam hiburan tersebut. Soalnya saya bisa ajak anak2 dan si embak berrekreasi yang murah meriah sambil makan enak. Cuman, saya kok merasa kehilangan rasa 'guyub' bersama para warga yang lain... Rasa yang selalu ada dalam dada saya ketika kami masih tinggal di kampung yang lama.

Tapi mungkin ini yang dibilang, lain ladang lain belalang, lain lubuk lain pula ikannya. Seiring dengan punahnya ladang dan lubuk di lingkungan saya yang baru ini, punah juga belalang dan ikan sebagai habitat-habitat pengikutnya. Tinggal kami para manusia yang harus mewarnai hidup kami sendiri....

No comments: